Bisnis.com, JAKARTA -Jumlah pasien yang mengalami dampak gangguan paru karena penggunaan rokok elektrik atau vape semakin meningkat, terutama di Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Straits Times, lembaga kesehatan Amerika Serikat saat ini mencatat 1.080 orang mengalami gangguan paru, dan 18 orang dilaporkan tewas.
Semua kasus tersebut merujuk pada kebiasaan mengonsumsi rokok elektrik.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Robert Radfield, menyebut kasus rokok elektronik ini seperti fenomena gunung es yang lambat laun akan memakan korban lebih banyak lagi.
"(Rokok elektronik) memiliki ancaman kesehatan bagi publik di Amerika khususnya anak muda," tegasnya.
Robert menyebut ada peningkatan 275 kasus terkait vape sejak pekan lalu, merupakan kombinasi dari pasien baru mengalami gejala gangguan paru-paru dalam dua pekan terakhir, dan pasien yang sudah teridentifikasi mengalami gangguan paru sebelumnya.
Di antara 578 pasien yang diwawancarai tentang zat yang telah mereka gunakan dalam kandungan rokok elektrik, 78 persen dari mereka mengakui penggunaan produk vape dengan zat tetrahydrocannabinol (THC) dengan atau tanpa tambahan zat nikotin. Padahal, THC sendiri diketahui adalah zat psikoaktif utama ganja.
Wabah kasus terkait vape pertama kali dilaporkan pada bulan Juli 2019, setelah 13 tahun vape eksis di Amerika Serikat.
Sejauh ini ada beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang sudah melarang penggunaan rokok elektrik seperti New York dan Michigan, diikuti Massachusetts yang baru-baru ini juga melarang warganya menggunakan vape.
Kesehatan - Terkini - Google Berita
October 04, 2019 at 08:26AM
https://ift.tt/30IvKgo
18 Orang Meninggal karena Rokok Elektrik - Bisnis.com
Kesehatan - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3
Bagikan Berita Ini
0 Response to "18 Orang Meninggal karena Rokok Elektrik - Bisnis.com"
Post a Comment