Jambi, Beritasatu.com - Wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Jambi terus meluas menyusul cuaca ekstrem yang masih melanda daerah itu. Peningkatan jumlah kasus DBD di provinsi itu tidak lagi hanya terdapat di Kota Jambi, tetapi juga meluas ke beberapa kabupaten seperti Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), Bungo dan Muarojambi.
Keterangan yang dihimpun Suara Pembaruan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi, di Jambi, Rabu (22/1) menjelaskan, total jumlah penderita DBD yang terpantau di Kota Jambi, Kabupaten Tanjabar, Bungo dan Muarojambi selama Januari mencapai 254 orang dan tiga orang di antaranya meninggal dunia. Dua orang penderita meninggal di Tanjabbar dan satu orang di Kota Jambi. Sedangkan tahun lalu, jumlah penderita DBD di Provinsi Jambi mencapai 1.326 orang dan 12 orang di antaranya meninggal dunia.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Tanjungjabung Barat, SyafrilSimamora di Kualatungkal, Tanjungjabung Barat mengatakan, berdasarkan hasil peninjauan mereka ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KH Daud Arif Kualatungkal, akhir pekan lalu, penderita yang tercatat berobat ke rumah sakit tersebut selama Januari mencapai 106 orang dan dua penderita DBD tersebut meninggal dunia.
“Kasus DBD di Tanjabbar tahun lalu juga tinggi, mencapai 549 orang dan dua kasus meninggal dunia. Tingginya kasus DBD di Tanjabbar disebabkan penanganan yang kurang maksimal dan intensif. Hal itu disebabkan anggaran yang kurang,”katanya kepada Suara Pembaruan, Rabu (22/1/2020).
Dijelaskan, berdasarkan keterangan Dinas Kesehatan Tanjabtim, anggaran pencegahan dan penanggulangan DBD di dearah itu hanya Rp 90 juta setahun.
“Anggaran tersebut terlalu sedikit, sementara Kualatungkal, Tanjabtim termasuk daerah endemic nyamuk malaria dan DBD karena banyak terdapat rawa,”katanya.
Secara terpisah, Wali Kota Jambi, Syarif Fasha mengatakan, fogging atau pengasapan kurang efektif membasmi nyamuk Aedes aegypti yang menularkan DBD di Kota Jambi. Masalahnya wilayah endemik nyamuk DBD di kota itu cukup luas, sementara obat pembasmi DBD terbatas. Kondisi demikian membuat fogging secara menyeluruh di kota itu sulit dilakukan.
“Salah satu cara efektif membasmi nyamuk DBD di kota ini, yaitu melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massal dan menyeluruh. Fogging sifatnya hanya membantu. Kemudian fogging terlalu sering juga membuat nyamuk kebal dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat,”katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasa Penyakit (P3P) Dinas Kesehatan Muarojambi, Afifudin mengatakan, pihaknya telah membagikan sekitar 200 kilogram (Kg) serbuk abatie kepada warga masyarakat di daerah itu.
“Bubuk abatia yang dibakikan kepada warga masyarakat diharapkan dapat digunakan semaksimal mungkin memberantas sarang nyamuk. Bubukabatie itu diutamakan ditabur di dalam bak-bak mandi dan penampungan air,”katanya.
Dijelaskan, gerakan PSN di daerah yang ditemukan banyak rawan itu juga terus digalakkan melalu pembersihan bak – bak penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas dan membersihkan lingkungan rumah dari sarang nyamuk.
“Penyuluhan-penyuluhan mengenai gerakan PSN ini juga perlu diintensifkan di masayarakat agar nyamuk DBD tidak berkembang. Kemudian kami juga mengimbau warga yang terkena demam segera dibawa berobat agar tidak sampai terkena DBD,”katanya.
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
January 23, 2020 at 09:15AM
https://ift.tt/37kerGH
254 Penderita Selama Januari, Wabah DBD di Provinsi Jambi Meluas - BeritaSatu
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3
Bagikan Berita Ini
0 Response to "254 Penderita Selama Januari, Wabah DBD di Provinsi Jambi Meluas - BeritaSatu"
Post a Comment