
Namun, semua cara ini sudah dianggap tidak efektif dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Kini di beberapa negara sudah dikenal teknik pengendalian DBD yang dikembangkan oleh Oxitec dari Oxford, Inggris dan Australia, yaitu penggunaan nyamuk Aedes aegypti yang tubuhnya diinfeksi oleh bakteri Wilbachia.
Kedua cara terakhir ini pada akhirnya banyak yang menentang karena merupakan hasil rekayasa genetika yang dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif di kemudian hari. Tak terkecuali teknik fogging yang sering dilakukan masyarakat Indonesia.
TSM adalah teknik yang digunakan untuk memandulkan nyamuk jantan dengan menggunakan radiasi sinar gamma. Tujuan dari teknik tersebut adalah menurunkan jumlah populasi nyamuk dengan cara menyebarkan nyamuk jantan pada habitatnya.
Meskipun terjadi perkawinan antara nyamuk jantan dengan nyamuk betina, tetapi dari perkawinan tersebut tidak akan terjadi pembuahan. Dengan demikian, jumlah populasi nyamuk semakin lama akan semakin menurun.
TSM merupakan teknologi nuklir yang sudah lebih dari 50 tahun dipakai di seluruh dunia yang awalnya untuk melawan lalat buah, ngengat, dan serangga pengganggu lainnya. Teknologi ini kemudian dikembangkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional untuk melawan penyakit berbasis virus yang dibawa nyamuk. Indonesia bersama Italia, China dan Mauritius dijadikan pionir untuk program ini.
Teknik serangga mandul memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknik lainnya, di antaranya adalah lebih murah, ramah lingkungan dan lebih mudah digunakan. Efektivitas penurunan populasi bisa mencapai 96,35% pada penyebaran nyamuk jantan minggu keempat, dapat menahan munculnya kasus baru di atas 7 bulan, dan dapat menghilangkan keberadaan virus yang dianalisis pada tubuh nyamuk setelah pelepasan kedua.
Batan melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) sudah melakukan penelitian TSM sejak tahun 2005. Pada 2011 hingga 2015, Batan bahkan telah mengaplikasikan teknik tersebut di wilayah Jakarta, Salatiga, Tangerang dan Bangka Barat.
Hasilnya, ternyata teknik ini berhasil menurunkan populasi nyamuk secara signifikan. Dengan memanfaatkan TSM, diharapkan jumlah populasi nyamuk Aedes aegypti dapat diturunkan, serta dapat menekan biaya dan terhindar dari bahan kimia berbahaya sebagai bahan baku.
Kini, Batan masih terus mengembangkan teknik ini, terutama mencari waktu yang tepat dalam aplikasi TSM. Batan juga mengajak stakeholder maupun industri untuk mengembangkan teknik ini maupun mengkomersialisasikannya, terutama untuk mencegah penyakit DBD yang kini banyak diderita masyarakat Indonesia. (adv/adv)
Kesehatan - Terkini - Google Berita
December 13, 2019 at 01:12PM
https://ift.tt/2t69eTx
Mengenal Teknik Serangga Mandul Batan yang Bisa Cegah DBD - CNN Indonesia
Kesehatan - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Teknik Serangga Mandul Batan yang Bisa Cegah DBD - CNN Indonesia"
Post a Comment