Search

Gejala Mirip Covid-19, Waspadai Ancaman Malaria - Suara Pembaruan

Jakarta, Beritasatu.com - Penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia saat ini sudah semakin meluas hingga ke daerah endemik malaria, terutama di bagian Timur Indonesia seperti NTT, Maluku, dan Papua. Masyarakat diimbau tidak hanya waspada terhadap virus corona, tapi juga ancaman malaria.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan penyakit malaria memiliki beberapa gejala yang mirip dengan Covid-19, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot.

Karenanya, prosedur layanan malaria untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan kasus malaria pada saat pandemi Covid-19 selalu mengacu pada protokol pencegahan Covid-19. Selain itu, penyakit malaria akan semakin memperberat kondisi seseorang yang juga terinfeksi Covid-19.

“Penderita malaria dapat terinfeksi penyakit lainnya termasuk Covid-19,” kata Nadia dalam keterangan yang diterima Beritasatu.com, Sabtu (25/4/2020).

Baca juga: Produsen Obat Malaria Dapat Izin Obati Pasien Covid-19

Dalam upaya perlindungan terhadap petugas layanan malaria dari penularan Covid-19, maka setiap petugas yang melakukan layanan malaria diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar.

Bagi masyarakat harus tetap mengutamakan jaga jarak fisik, memakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan menghindari kerumunan lebih dari lima orang serta jangan lupa menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk.

Di masa pandemi Covid-19, maka pemeriksaan diagnostik malaria dilakukan dengan tes cepat (RDT) dan pasien dapat segera diberikan pengobatan bila hasil pemeriksaan positif. Pembuatan sediaan darah tetap dilakukan untuk konfirmasi hasil RDT dan evaluasi pengobatan malaria.

Baca juga: 4 Persen Peserta Rapid Test di Jakarta Positif Covid-19

Nadia mengingatkan bahwa obat Klorokuin yang saat ini menjadi pengobatan Covid-19 bukan lagi obat malaria. Oleh karena itu, bila sakit malaria maka yang diminum adalah adalah obat antimalaria sesuai aturan. Untuk itu seluruh layanan kesehatan diimbau untuk perencanaan kebutuhan logistik terutama RDT dan obat antimalaria disiapkan mencukupi sampai 2-3 bulan ke depan di seluruh fasilitas kesehatan.

“Petugas dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota wajib memantau dan mengantisipasi layanan malaria pada saat diberlakukan pembatasan sosial atau karantina wilayah,” kata Nadia.

Nadia menambahkan, penyebaran Covid-19 berpengaruh signifikan terhadap upaya mengeliminasi malaria di Indonesia. Kebijakan jaga jarak sosial, karantina hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) adalah upaya pemerintah untuk mencegah merebaknya virus corona. Di sisi lain pembatasan ini mengurangi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit yang lain termasuk malaria.

Pemerintah menargetkan pada 2024 sebanyak 405 kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria. Periode 2020-2024 merupakan periode penting dan menentukan dalam upaya mencapai Indonesia Bebas Malaria Tahun 2030.

Upaya pencapaian target eliminasi malaria nasional tahun 2030 didahului dengan tahapan pencapaian daerah bebas malaria tingkat provinsi, setelah seluruh kabupaten/kota mencapai daerah bebas malaria. Dalam wilayah regional Jawa-Bali sebagian besar kabupaten/kota telah mencapai eliminasi malaria.

Let's block ads! (Why?)



Kesehatan - Terbaru - Google Berita
April 25, 2020 at 06:39PM
https://ift.tt/2S7xw9t

Gejala Mirip Covid-19, Waspadai Ancaman Malaria - Suara Pembaruan
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gejala Mirip Covid-19, Waspadai Ancaman Malaria - Suara Pembaruan"

Post a Comment

Powered by Blogger.