Search

Saatnya Negara Kaya Bertanggung Jawab - fin

Bill Gates Saat Berkunjung ke Indonesia | Foto: @thisisbillgates / Instagram

LONDON – Sebelum negara-negara Eropa melakukan karantina nasional, miliarder dunia dan mantan bos Microsoft, Bill Gates sudah mendesak negara-negara kaya untuk membantu negara-negara miskin dan berkembang memperlambat penyebaran virus corona baru, yang menurut Gates, seperti patogen sekali dalam seabad.

“Dengan membantu negara-negara di Afrika dan Asia Selatan bersiap-siap sekarang, kita bisa menyelamatkan nyawa dan juga memperlambat sirkulasi global virus ini,” kata Gates, mantan Chairman dan Chief Executive Officer Microsoft Corp, dalam editorial di New England Journal of Medicine seperti dikutip Reuters, awal Maret lalu.

Apa yang dirisaukan Bill Gates menjadi kenyataan. Wabah virus menyebar menjadi pandemik. Lebih dari 219 ribu penduduk dunia terinfeksi dan lebih dari 8.900 kematian terjadi hingga Kamis (19/3). Pandemik itu telah mengejutkan dunia dan membandingkanya dengan korban Perang Dunia Kedua, krisis keuangan 2008 dan flu Spanyol yang terjadi satu abad silam.

BACA JUGA: Masturbasi Dapat Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh?

Virus korona juga menggoyahkan ibukota besar di Benua Eropa. Terakhir, London menjadi ibu kota yang menyatakan lockdown dari dunia luar. “Ini seperti wabah Mesir. Kami seperti melawan bayangan,” ujar pengusaha hotel asal Argentina Patricia Duran, yang merugi setelah resortnya di dekat Air Terjun Iguazu , Brasil sepi dari turis luar negeri. “Hotel-hotel kosong, destinasi wisata juga ikut mati,” tambahnya.

Pariwisata dan maskapai penerbangan menjadi sektor paling terpukul atas pandemik ini. Para pelancong lebih memilih tidur di rumah sendiri ketimbang harus berurusan dengan penyakit yang mirip flu tersebut. Di pasar saham, investor telah membuang aset di mana-mana. Mereka beralih ke dolar AS yang dianggap tempat paling aman melindungi asetnya. Mata uang negara lainnya mencapai titik terendah dalam sejarah, termasuk Poundsterling yang terjun bebas sejak tahun 1985.

Pemangku kebijakan di Amerika Serikat, Eropa dan Asia telah memangkas suku bunga dan membuka keran likuiditas untuk mencoba menstabilkan ekonomi yang membuat hampir koma dengan konsumen yang dikarantina, rantai pasokan yang terputus, transportasi yang terganggu dan bisnis yang lumpuh selama berpekan-pekan.

Virus, yang diduga berasal dari satwa liar di daratan Cina akhir tahun lalu, telah meyebar ke 172 negara dan wilayah lain dengan lebih dari 20 ribu kasus baru dilaporkan dalam 24 sehari. Kasus korona di Jerman, Iran dan Spanyol yang paling banyak lebih dari 12 ribu kasus.

Di Inggris, pemberlakukan lockdown mulai disiapkan. Otoritas setempat bersiap-siap menutup akses kereta bawah tanah dan sekolah bersiap, hari ini (20/3). Sekitar 20 ribupersonel militer siap membantu dan Ratu Elizabeth akan meninggalkan Istana Buckingham di ibu kota untuk kastil kunonya di Windsor.

Inggris telah melaporkan 104 kematian dan 2.626 kasus, tetapi penasihat ilmiah mengatakan jumlah sebenarnya infeksi mungkin lebih dari 50 ribu. Supermarket di banyak negara dikepung oleh pembeli yang membeli makanan pokok dan produk-produk kesehatan.

BACA JUGA: Warga Sakit Setelah Minum Air Kencing Sapi, Aktivis Hindu India Ditangkap

Proyek bantuan dan solidaritas bermunculan di beberapa sudut termiskin di dunia. Di daerah kumuh Kibera Kenya, misalnya, sukarelawan dengan drum plastik dan kotak-kotak sabun di sepeda motor mendirikan stasiun cuci tangan untuk orang-orang yang kehilangan akses air bersih. Di tengah kesuraman, Cina memberikan secercah harapan, karena melaporkan hanya melaporkan 34 kasus baru yang jumlahnya jauh sejak Januari lalu.

Let's block ads! (Why?)



Kesehatan - Terbaru - Google Berita
March 20, 2020 at 10:38AM
https://ift.tt/33yG7q5

Saatnya Negara Kaya Bertanggung Jawab - fin
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Saatnya Negara Kaya Bertanggung Jawab - fin"

Post a Comment

Powered by Blogger.