Selain itu, di China sudah ditemukan pula kasus penularan antar-manusia. Sedangkan hingga kini vaksin ataupun obat untuk mengatasi virus corona belum jua ditemukan. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih, uji coba vaksin ke manusia pun baru akan dikerjakan tiga bulan ke depan.
Karena itu, pencegahan yang mungkin dilakukan kini adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Yang paling efektif tutur Daeng, adalah membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Sabun yang dipakai pun harus mengandung antiseptik.
Kendati belum ada penelitian spesifik mengenai efektivitas pencegahan virus corona melalui cuci tangan. Tapi bertolok pada laporan WHO dan Kementerian Kesehatan pada kejadian sebelumnya, cuci tangan yang benar mampu menangkal pelbagai virus dan kuman.
"Jadi memang cuci tangan ini sangat strategis. Makanya pemerintah secara spesifik mendorong kebiasaan cuci tangan. Malah langkah-langkahnya diatur secara spesifik," terang Daeng dalam diskusi di Kantor Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Jumat (31/1).
"Belum pernah ada langkah-langkah membersihkan apapun kecuali tangan, yang diatur oleh kementerian kesehatan. Karena itu sangat efektif dan saya katakan, daya ungkitnya luar biasa untuk kesehatan," sambung dia lagi.
Foto: CNN Indonesia/Fajrian
|
Daeng menjelaskan, tangan adalah anggota tubuh yang mampu menjangkau daerah manapun. Sehingga kebersihan tangan sangat menentukan kesehatan atau infeksi terhadap tubuh.
"Kalau dikatakan mulut kita itu pintunya, maka tangan kita ini alatnya kali ya untuk masuk virus. Karena yang menjangkau mulut--kita makan, lalu kita gatal di hidung atau mata itu biasanya tangan yang melakukan," terang Daeng.
Itu sebab, penting untuk memastikan tangan Anda dalam kondisi bersih ketika hendak menyentuh bagian tubuh yang bisa jadi pintu masuk kuman maupun virus. Misalnya mata, hidung atau mulut. Di sinilah guna penerapan mencuci tangan dengan bersih dan benar.
Selain itu, Daeng menyarankan penggunaan masker ketika berada di ruang publik. Perjumpaan dengan banyak orang atau kerumunan memungkinkan persentuhan atau peredaran virus. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam menghadapi virus corona ini jadi kuncinya. Daeng memahami, langkah pencegahan ini tampak klise dan terlalu umum.
Tapi ia meyakinkan, untuk situasi seperti ini pola hidup bersih dan sehat adalah perisai yang manjur.
"Memang kata-kata perilaku hidup bersih dan sehat ini kayaknya umum, tapi pada kondisi seperti sekarang--pencegahan spesifik dengan vaksin tidak ada, obat tidak ada--maka mengedukasi dengan pola hidup bersih sehat itu jadi ujung tombak," tambah dia.
Ilustrasi: Pencegahan virus corona di Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
|
Virus corona jenis baru atau 2019-nCoV ini menebar kekhawatiran global lantaran dinilai sangat mirip dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Pada 2002-2003 wabah SARS menewaskan ratusan orang di China dan Hong Kong.
Kendati begitu menurut Daeng, tingkat fatalitas dan kasus kematian akibat virus corona untuk sementara ini tercatat jauh lebih kecil dibanding SARS atau sekitar 5 hingga 10 persen.
Hanya saja ia mengingatkan infektivitas atau daya berkembang biak virus untuk menginfeksi tubuh cukup cepat. Karena itu penyebaran virus pun berpotensi meluas.
Jumlah orang yang terinfeksi virus corona hingga Jumat (31/1) telah melampaui wabah SARS. Saat itu jumlah penduduk di seluruh dunia yang terjangkit virus tersebut sebanyak 8,098 orang. Sedangkan yang meninggal tercatat mencapai 774 orang.
Sedangkan untuk virus corona, Komisi Kesehatan Nasional China mencatat ada 1.982 kasus baru yang telah dikonfirmasi. Sehingga total angkanya hampir mencapai 10 ribu per hari ini, Jumat (31/1).
[Gambas:Video CNN] (NMA/NMA)
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
February 02, 2020 at 08:54AM
https://ift.tt/2UhPKH3
Mengukur Efektivitas Cuci Tangan untuk Cegah Virus Corona - CNN Indonesia
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengukur Efektivitas Cuci Tangan untuk Cegah Virus Corona - CNN Indonesia"
Post a Comment