KOMPAS.com - Merokok mati, tak merokok juga mati, enak merokok sampai mati.
Mungkin penggalan kalimat ini sering Anda dengar oleh perokok aktif di sekitar Anda.
Menanggapi hal ini, Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Elisna Syahruddin, PhD, SpP(K) mengatakan, persoalan rokok menjadi penyebab kematian itu adalah ketika rokok tersebut dibakar dan mengeluarkan asap karsinogenik.
"Kita enggak bilang engak boleh beli rokok. Tidur dengan rokok boleh. Yang enggak boleh itu dibakar rokoknya itu," kata Elisna dalam acara Harapan dan Tantangan: Penatalaksanaan Kanker Paru di Indonesia, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Jika rokok hanya sekadar diproduksi saja, kata dia, kemudian di ekspor ke luar negeri dan tidak dibakar oleh masyarakat, maka ini tidak akan menyebabkan persoalan penyakit yang berujung pada kematian.
Baca juga: Berhenti Merokok, Bisakah Paru-paru Kembali Seperti Semula? Ini Penjelasannya
Ketika rokok dibakar, asapnya tak hanya merugikan orang yang merokok secara aktif, tapi juga memengaruhi orang lain di sekitarnya.
Jika ada satu perokok aktif, orang lain di sekelilingnya memiliki risiko terkena penyakit. Ini termasuk keluarga, teman kantor, dan orang lain yang menggunakan sarana atau fasilitas publik yang sama.
"Jadi kita itu kalau jadi perokok aktif, orang di sekitar kita atau keluarga kita juga ikut kena imbasnya dari asap rokok itu," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Elisna, untuk Anda yang saat ini menjadi perokok aktif, ingatlah bahwa Anda sedang menabung penyakit dalam tubuh Anda, terutama kanker paru.
"Kita saat ini sedang nabung ya. Semakin banyak yang merokok, nanti 10 tahun dari sekarang pasien kanker paru makin banyak lagi," kata dia.
Berhenti merokok, dapat memperkecil kemungkinan Anda mengidap kanker paru.
Dengan begitu, angka harapan hidup bisa lebih panjang lagi, dan menjadikan Anda memiliki waktu menjalin kebersamaan dengan keluarga Anda lebih lama.
Selain itu, perlu Anda khawatirkan dan pedulikan adalah orang-orang terkasih di sekitar Anda.
Bisa jadi pajanan asap rokok dapat menjadi risiko keluarga, termasuk istri dan anak-anak Anda mengirup karsinogenik dari asap rokok tersebut.
Perokok pasif dan tersier sebagai orang yang menghirup asap rokok, meski tidak merokok juga berisiko terkena kanker paru.
Baca juga: Secara Ajaib Paru-paru Sembuhkan Kerusakan Akibat Merokok, Kok Bisa?
Membuat perokok aktif sadar akan lebih baik berhenti merokok diakui Elisna bukan hal mudah.
Oleh sebab itu, dia selalu mengajak pasiennya untuk mempertimbangkan dan berpikir tentang bagaimana nasib dan keadaan orang-orang yang disayanginya di masa yang akan datang.
"Saya selalu bilang ke pasien, emang enggak mau lihat anak wisuda, enggak mau lihat anak menikah, emang mau nanti di pelaminan anak malah pakai infus," ucap dia.
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
February 13, 2020 at 06:38AM
https://ift.tt/3bBtDl6
Selain Hindari Kanker Paru, Ini Manfaat Berhenti Merokok - Kompas.com - Sains Kompas.com
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Selain Hindari Kanker Paru, Ini Manfaat Berhenti Merokok - Kompas.com - Sains Kompas.com"
Post a Comment