Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jombang mengalami tren peningkatan pada awal tahun ini. Sejauh ini sudah ada satu penderita DBD yang meninggal dunia, yaitu bayi perempuan yang baru berusia 11 bulan.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dr Wahyu Sri Harini mengatakan, bayi perempuan yang meninggal dunia akibat DBD berasal dari Kecamatan Kudu. Sebelum meninggal, bayi berusia 11 bulan itu sempat dirawat sekitar sepekan di puskesmas dan RSUD Jombang.
"Kasus DBD yang meninggal dunia ada satu, bayi usia 11 bulan berjenis kelamin perempuan," kata dr Sri kepada wartawan di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Rabu (12/2/2020).
Dr Sri menampik penyebab meninggalnya bayi penderita DBD karena terlambatnya penanganan. Menurut dia, pihak puskesmas dan RSUD Jombang telah menangani pasien secara maksimal dan sesuai standar yang ditentukan.
"Begitu kami temukan, kami tangani, kami rujuk, sempat dirawat di RSUD Jombang akhirnya tak tertolong. Pengaruh pada daya tahan tubuhnya, tidak terlambat ditangani," ujarnya.
Ia menjelaskan, awal 2020 terjadi tren peningkatan kasus DBD di Jombang. Sepanjang Januari tahun ini terdapat 21 penderita DBD. Baru memasuki pekan kedua Februari, tercatat 31 orang positif menderita DBD. Para penderita didominasi kelompok usia 5-14 tahun dan 15-44 tahun.
"Tahun ini kasus DBD baru bergerak Januari mulai meningkat, kemudian Februari meningkat 31. Kami harus waspada luar biasa," terangnya.
Kendati begitu, kata Sri, jumlah kasus DBD turun drastis jika dibandingkan tahun lalu. Karena sepanjang Januari 2019 saja, jumlah penderita penyakit akibat virus dengue itu mencapai 123 orang. Sementara korban meninggal dunia akibat DBD tahun lalu 2 orang.
"Penurunan luar biasa karena pergeseran musim hujan. Biasanya mulai Oktober mengalami peningkatan, tahun ini baru meningkat Januari," cetusnya.
Sementara Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran membenarkan bayi 11 bulan asal Kecamatan Kudu meninggal dunia saat dirawat di tempatnya. Menurut dia, pasien dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit pelat merah ini pada 24 Januari 2020.
Saat tiba di RSUD Jombang, kata dr Pudji, pasien dalam kondisi kritis, yaitu pada fase Dengue Shock Syndrome (DSS). Pihaknya pun memberi perawatan secara maksimal.
"Dalam rentang waktu penyelamatan sampai hari keempat, pasien meninggal dunia, tepatnya 28 Januari," jelasnya.
Setiap pasien DBD yang mengalami DSS, tambah dr Pudji, harus mendapat pertolongan paling lambat 90 menit. Jika tidak, pasien akan mengalami pendarahan yang bisa merenggut nyawa.
"Ketika tidak ditangani dalam 90 menit, akan timbul komplikasi yang menyebabkan pasien mengalami pendarahan yang tidak terselesaikan yang itu bisa merenggut nyawa," tandasnya.
(fat/fat)Kesehatan - Terbaru - Google Berita
February 12, 2020 at 02:35PM
https://ift.tt/2Hd0Sxp
Awal Tahun Kasus DBD di Jombang Melonjak, Bayi Usia 11 Bulan Meninggal - Detiknews
Kesehatan - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2zZ7Xy3
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awal Tahun Kasus DBD di Jombang Melonjak, Bayi Usia 11 Bulan Meninggal - Detiknews"
Post a Comment